• Beranda
  • Tentang Wislamanku
  • Gallery

Tentang Wislamanku

Wislamanku merupakan website yang memberikan informasi tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Lamandau, bertujuan untuk memberikan informasi yang ada sekitar obyek wisata tersebut untuk memberi apa saja yang ada didaerah tersebut.

Wahana Swafoto

Daya Tarik Wisata ini menawarkan keindahan pemandangan serupa negeri di atas awan, panorama sunset dan sunrise yang dapat dinikmati dilokasi yang sama. Daya Tarik Wisata ini menawarkan keindahan pemandangan serupa negeri di atas awan, panorama sunset dan sunrise yang dapat dinikmati dilokasi yang sama. Adanya spot-spot foto yang menarik menjadi daya tarik untuk wisatawan datang ke tempat wisata ini. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke puncak bukit yaitu ±30 menit. Terdapat 3 pos pendakian untuk beristirahat yang dibuat swadaya oleh masyarakat sekitar. Selain memiliki spot foto yang menarik, wisatawan juga dapat melakukan camping di puncak bukit ini. Bukit Lubang Kilat berada di Desa Riam Tinggi, Kecamatan Delang, Kabupaten Lamandau. Membutuhkan waktu ± 2 jam dari kota Nanga Bulik menuju Kecamatan Delang melalui jalur darat dengan kondisi jalan yang telah beraspal. Selanjutnya wisatawan harus mendaki untuk mencapai puncak bukit lubang kilat dengan waktu ±30 menit.

Sei Sitongah

Sei Sitongah merupakan aliran air sungai Delang. Daya tarik wisata yang ditawarkan adalah keindahan sungai yang memiliki banyak bebatuan, airnya yang jernih, ditambah dengan pemandangan hutan yang rimbun. Selain menikmati keindahannya, wisatawan juga bisa berenang dan menaiki rakit untuk menyeberangi sungai. Sungai ini juga bisa dinikmati tidak jauh dari pinggir jalan raya lintas provinsi karena letaknya yang tepat berada dibawah jalan raya tersebut. Akses menuju Sei Sitongah dapat ditempuh melalui transportasi darat dengan waktu ± 2 jam dari kota Nanga Bulik dengan kondisi jalan sudah beraspal. Dari pintu masuk hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di tempat wisata ini.

Arum Jeram Riam Tinggi

Arung jeram adalah suatu aktifitas pengarungan bagian alur sungai yang berjeram/riam, dengan menggunakan wahana tertentu. Pengertian wahana dalam pengarungan sungai berjeram / riam yaitu sarana / alat yang terdiri dari perahu karet, kayak, kano dan dayung. Tujuan berarung jeram bisa dilihat dari sisi olah raga, rekreasi dan ekspedisi. Jadi dengan demikian kita dapat definisikan bahwa olah raga Arung Jeram (White Water Rafting) merupakan olah raga mengarungi sungai berjeram, dengan menggunakan perahu karet, kayak, kano dan dayung dengan tujuan rekreasi atau ekspedisi. Sungai Delang yang memiliki struktur riam bebatuan, dengan kontur sungai seperti ini sangat cocok untuk melakukan kegiatan Wisata Air seperti Rafting, River Tubing, Body Rafting, Kayak dan Kano. Arung Jeram di Desa Riam Tinggi adalah Atraksi menyusuri Sungai Delang dengan menggunakan perahu karet,pengunjung akan dimanjakan dengan rimbunnya hamparan hutan hujan tropis di kiri kanan sungai dan jika beruntung anda bisa bertemu dengan hewan primata seperti monyet, kera, beruk, bekantan, kelasi, bahkan orang utan yang selalu menjadi primadona, banyak kegiatan yang bisa dilakukan selama mengikuti Arung Jeram. Durasi Atraksi Arung Jeram Riam Tinggi ± 1.5 – 2 jam tergantung kondisi air sungai. Wisata ini berada di Desa Riam Tinggi, Kecamatan Delang, Kabupaten Lamandau. Membutuhkan waktu ± 2 jam dari kota Nanga Bulik menuju Kecamatan Delang melalui jalur darat dengan kondisi jalan yang telah beraspal. Bagi wisatawan yang ingin melakukan kegiatan arung jeram ini bisa datang langsung ke Kantor Pemerintah Desa atau memesan terlebih dahulu agar pihak Desa Riam Tinggi bisa menyiapkan peralatan yang diperlukan terlebih dahulu, selain itu cuaca juga menentukan wisata ini dapat dilakukan atau tidak.

Silikan Tambai

Silikan Tambai merupakan salah satu objek wisata alam yang berada di Desa Penyombaan, Kecamatan Delang, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah. Silikan Tambai merupakan salah satu daya tarik wisata dengan objek utamanya berupa air terjun yang dikelilingi hutan rimbun dan asri serta aliran air yang sangat bersih dan sejuk. Air terjun ini memanjakan wisatawan dengan panoramanya yang sangat indah. Pada saat musim liburan, Silikan Tambai sering dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Wisatawan yang ingin merasakan kesegaran air di Silikan Tambai diperbolehkan untuk berenang, namun harus tetap menjaga kebersihan di kawasan ini. Akses menuju Desa Penyombaan sudah beraspal dengan waktu tempuh ± 2 jam perjalanan dari Kota Nanga Bulik melalui jalur darat, sedangkan menuju Silikan Tambai yaitu ± 30 menit menggunakan kendaraan roda 2 dari Desa Penyombaan, dilanjutkan dengan berjalan kaki selama ± 15 menit untuk sampai di Silikan Tambai.

Festival Balayah Lanting

Festival Balayah Lanting merupakan event tahunan yang diselenggarakan di Kecamatan Delang dengan berbagai kegiatan yang digelar seperti fun trekking menuju air terjun tambai Desa Penyombaan, fun camping, pentas seni dan budaya, dan bamboo rafting yang dimulai dari Desa Lopus dan berakhir di Desa Riam Tinggi. Festival Balayah Lanting bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan kebersamaan masyarakat Delang dengan masyarakat luar dalam serta memperkenalkan kearifan lokal. Festival Balayah Lanting ini akan memberi dampak positif terhadap perkembanganKecamatan Delang,selain meningkatkan jumlah pengunjung dan memberi motivasi kepada masyarakat untuk lebih kreatif dan inovatif, perekonomian Kecamatan Delang juga akan meningkat, untuk itu Balayah Lanting menjadi kesempatan dinas pariwisata untuk mengembangkan wisata di Lamandau terutama wilayah Delang.

Festival Babukung

Kalimantan Tengah Khususnya Kabupaten Lamandau sangat terkenal dengan adat budaya yang kental akan magisnya, salah satunya adalah Babukung yang merupakan Ritual Kematian umat Kaharingan masyarakat Suku Dayak Tomun di Kabupaten Lamandau. Ritual ini merupakan sebuah rangkaian acara panjang yang dilakukan oleh keluarga dan para kerabat dari orang yang telah meninggal dunia sebelum ia di kuburkan, dengan kata lain Babukung ialah ritual persemayaman Jenazah. Ritual Babukung ini hanya boleh dilaksanakan ketika ada masyarakat umat Kaharingan yang meninggal dunia. Dalam pelaksanaan ritual Babukung ada banyak hal yang sangat unik untuk diketahui, salah satunya yaitu harus ada dua orang dari keluarga Jenazah satu laki-laki dan satu perempuan yang melaksanakan ritual “Pantang” selama acara Babukung ini berlangsung sampai Jenazah di dikubur dan telah dilaksanakan ritual tiwah. Simbol bagi orang yang melakukan Pantang Bagi perempuan memakai ikat pinggang dari kulit bambu yang di sebut “Sona”, sedangkan Bagi yang laki-laki memakai ikat kepala dari kulit kayu yang disebut dengan “Kapua”. Orang yang menjalani Pantang tidak boleh makan dan minum apapun selain ayam bakar dan nasi ketan yang tidak menggunakan menggunakan bumbu apapun yang dimasak dengan cara di bakar di dalam bambu atau orang Kalimantan menyebutnya “Pulut” dan hanya minum Tuak (minuman beralkohol yang merupakan hasil fermentasi dari nira, beras, atau bahan minuman/buah yang mengandung gula). Pantangan ini harus dilakukan dari jenazah meninggal sampai selesai ritual tiwah. Namun dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dan pertumbuhan masyarakat yang meningkat maka masyarakat dayak Tomun asli pun semakin sedikit ditambah untuk mengadakan ritual Babukung ini memerlukan biaya yang tidak sedikit mengingat pelaksananya yang lumayan lama. Maka Pemerintah Kabupaten Lamandau berinisiatif untuk mengangkat Ritual Babukung ini menjadi sebuah hiburan masyarakat yaitu “Festival Babukung” dengan dengan tujuan agar Adat Istiadat, Budaya dan Kesenian asli masyarakat Suku Dayak Tomun ini tidak punah. Dengan musyawarah yang dilakukan dengan pihak masyarakat akhirnya masyarakatpun setuju dengan memberikan beberapa syarat adat. Festival Babukung Kabupaten Lamandau sudah dilaksanakan sebanyak 5 kali sejak tahun 2015. Festival Babukung yang dilaksakan pada 10-12 Oktober 2015 diikuti oleh 83 Desa / Kelurahan yang menampilkan lebih dari 1000 bukung (topeng) lebih tepatnya sebanyak 1.011 Bukung dan berhasil memecahkan rekor untuk penampilan tari topeng tradisional terbanyak dan tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI).

Bangunan Jurung

Bangunan Jurung merupakan tempat penyimpanan padi bagi masyarakat setempat, terletak dipinggir jalan setelah melewati jembatan Riam Tobi. Keunikan deretan bangunan jurung ini diminati wisatawan sebagai spot untuk berfoto, Desa Riam Panahan merupakan desa pertama yang akan dilewati ketika memasuki gapura Desa Wisata Kecamatan Delang ketika wisatawan menempuh perjalanan dari Kota Nanga Bulik dengan waktu tempuh yang dibutuhkan yaitu ± 2 jam.

Riam Batu Rajo

Riam Batu Rajo merupakan aliran Sungai Delang. Di tempat ini wisatawan bisa menikmati keindahan sungai yang dikelilingi hutan sambil duduk di atas batu sungai. Selain itu, wisatawan juga melakukan aktivitas berenang. Desa Riam Tinggi juga menawarkan paket susur sungai menggunakan perahu karet (rafting).

Wisata Sungai

Desa Lopus memiliki wisata sungai seperti tubing dan rafting. Wisatawan dapat menyusuri sungai sambil menikmati pemandangan hutan disepanjang sungai. Wisatawan juga bisa bermain flying fox yang letaknya menyeberangi sungai delang, Akses menuju Desa Lopus dapat ditempuh dalam waktu ± 2 jam dari pusat Kota Nanga Bulik melalui transportasi darat dengan kondisi jalan sudah beraspal.

Bagondang

Bagondang adalah ritual penyambutan tamu khas suku Dayak Tomun. Prosesi Bagondang dimulai oleh beberapa orang yang menari dengan mengenakan busana kulit kayu, topi berbulu burung enggang dengan replika paruh panjangnya. Tarian tersebut diiringi surara gendang, garantung, gong dan bebunyian dari alat musik tradisional lainnya. Di dalam prosesi Bagondang, terdapat seorang mantir (kepala) adat yang akan maju ke depan untuk menanyakan maksud kedatangan para tamu dengan menggunakan bahasa setempat. Setelah perwakilan tamu menjawab mantir, maka diharuskan memotong kayu-kayu yang melintang didepannya yang disebut dengan garung pantan. Para tamu juga akan dilibatkan dalam prosesi nagondang, dimulai dari "ikat tongang" yang berarti pemasangan gelang dari akar kayu tongang, didudukan disebuah garantung (alat musik tradisional Dayak) dengan bersandar pada tempayan (guci besat), mengotap besi (mengigit besi), meminum sedikit tuak, hingga menari atau baigal bersama, Akses menuju Desa Lopus dapat ditempuh dalam waktu ± 2 jam dari pusat Kota Nanga Bulik melalui transportasi darat dengan kondisi jalan sudah beraspal.

Silikan Garung

Silikan Garung memiliki ketinggian 7 meter yang berada ditengah hutan yang masih sangat alami. Debit air di Silikan Garung tidak terlalu deras dan tidak terlalu dalam, sehingga wisatawan tidak bisa berenang. Pemandangan air terjun yang masih sangat alami ini merupakan daya tarik bagi wisatawan. Waktu tempuh yang diperlukan untuk sampai di air terjun ini kurang lebih 8 jam dengan berjalan kaki melewati hutan yang msih sangat alami dan babas (bekas ladang), sehingga wisatawan juga bisa mendapatkan pengalaman jungle trekking. Biasanya bagi wisatawan yang ingin ke Silikan Garung akan ditawarkan untuk camping karena jarak yang dibutuhkan cukup jauh,Waktu tempuh dari Desa Lopus menuju Silikan Garung dapat ditempuh selama 8 jam melalui jalur hutan dengan berjalan kaki (jungle trekking).

Batu Batungkat

Batu Batungkat merupakan batu besar menyerupai rumah dan memiliki cerita legenda yang unik. Menurut cerita legenda setempat asal mula batu Batungkat adalah sebuah rumah besar yang menjadi batu akibat sebuah kutukan sehingga alam membuat rumah beserta dengan isinya menjadi batu, seringkali warga sekitar mendengar seperti ada sekelompok orang yang sedang berbicara dari dalam batu tersebut. Batu Batungkat berjarak beberapa kilometer dari pintu masuk desa, sehingga untuk menuju lokasi tersebut wisatawan harus berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Untuk naik ke atas batu Batungkat disediakan tangga yang memiliki ukiran dan terbuat dari kayu ulin. Mitos yang berkembang, jika naik ke atas batu wisatawan dapat meletakkan ranting kayu (tongkat) disamping batu dan meminta beberapa harapan yang diinginkan. Pemandangan yang dapat dilihat dari atas batu Batungkat berupa keindahan hamparan hutan Kalimantan dan pemandangan perbukitan yang sangat indah. Selain itu, tempat ini juga merupakan tempat yang bagus untuk melihat sunset dan sunrise, Akses jalan untuk masuk ke Desa Kubung masih belum beraspal, namun jalan menuju batu Batungkat cukup mudah untuk dilewati menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4. Dari pintu masuk Desa Kubung ke batu Batungkat hanya memerlukan waktu ± 10 menit.

Bukit Sebayan Bunsu

Berada di Desa Hulu Jejabo, sekitar 121 km dari Nanga Bulik. Bukit larangan bagi Dayak Tomun, dipercaya sebagai surga bagi pemeluk kepercayaan Kaharingan. Memiliki 7 buah bukit dengan puncak tertinggi adalah Bukit Sebayan Bungsu dengan ketinggian ±1.377 mdpl. Merupakan salah satu kawasan hutan lindung yang masih memiliki kekayaan flora dan fauna, Dari pusat kota Nanga Bulik, melalui perjalanan darat menempuh jarak sekitar 121 km ke Desa Hulu Jejabo, Kecamatan Delang kemudian ±6 jam trekking untuk menuju puncak bukit.

Silikan Muhur

Silikan Muhur berada di Desa Hulu Jejabo yang terletak di perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Daya tarik wisata ini adalah air terjun yang ketinggiannya mencapai ±15 meter yang terletak di tengah-tengah hutan. Oleh karena itu, wisatawan harus melakukan jungle trekking sejauh 4 km dari pintu masuk untuk mencapai Silikan Muhur dengan waktu tempuh ±1,5 - 2 jam. Wisatawan akan disuguhkan dengan keindahan hutan yang masih alami, serta berbagai macam vegetasi yang hanya ada di hutan Kalimantan. Selama perjalanan menuju Silikan Muhur, wisatawan juga akan melewati sungai-sungai yang masih sangat bersih dan jernih, Dari pusat Kota Nanga Bulik membutuhkan waktu ±2,5 - 3 jam ke Desa Hulu Jejabo melalui transportasi darat dengan kondisi jalan sudah beraspal. Kemudian jarak tempuh dari pintu masuk menuju Silikan Muhur yaitu ±4 km atau dengan waktu tempuh ±1,5 - 2 jam untuk sampai ke Silikan Muhur dengan berjalan kaki. Bagi wisatawan yang ingin melakukan jungle trekking menuju Silikan Muhur harus didampingi oleh tour guide sebagai pemandu jalan, dikarenakan letak air terjun yang berada di tengah hutan.

Silikan Poring

Debit air Silikan Poring tidak terlalu besar dan tidak terlalu dalam dengan ketinggian air terjun kurang lebih 4 meter dengan kedalaman 3 meter. Selain menikmati keindahan air terjun, wisatawan juga akan mendapatkan pengalaman jungle trekking dengan melewati hutan bambu dan hutan buah durian. Jika musim durian tiba, wisatawan juga bisa menyandau (menunggu jatuhnya buah) buah durian secara langsung, Dari pusat Kota Nanga Bulik membutuhkan waktu ±2,5 - 3 jam ke Desa Hulu Jejabo melalui transportasi darat dengan kondisi jalan sudah beraspal. Kemudian jarak tempuh dari Desa Hulu Jejabo menuju Silikan Poring yaitu ±4 km atau dengan waktu tempuh ±1,5 - 2 jam untuk sampai ke Silikan Poring dengan berjalan kaki. Bagi wisatawan yang ingin melakukan jungle trekking menuju Silikan Poring harus didampingi oleh tour guide sebagai pemandu jalan, dikarenakan letak air terjun yang berada di tengah hutan. Kondisi jalan menuju Silikan Poring sedikit menanjak.

Silikan Sengilipan

Silikan Sengilipan merupakan air terjun yang letaknya didalam hutan. Suasana di air terjun ini masih sangat alami dikelilingi oleh hutan yang rimbun dan asri dengan ketinggian air terjun kurang lebih 6 meter. Dibawah air terjun tersebut terdapat banyak bebatuan sungai dan menjadi tempat pemandian atau berenang bagi wisatawan yang datang. Biaya masuk ke tempat wisata ini adalah Rp 10.000 per orang dan bagi wistawan yang memerlukan ojek dikenakan tarif sebesar Rp 10.000. Dari pintu masuk Desa Hulu Jejabo menuju pintu masuk menuju Silikan Sengilipan bisa menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4 dengan kondisi jalan yang belum beraspal, dilanjutkan menggunakan ojek (kendaraan roda 2) untuk sampai ke Silikan Sengilipan. Jarak tempuh dari pintu masuk Desa Hulu Jejabo yaitu ±500 meter.

Air Terjun Kakap Kelelawar

Air terjun Kakap Kelelawar letaknya tidak jauh dari Silikan Sengilipan. Air terjun ini mempunyai debit air yang lebih kecil dari silikan Sengilipan. Wisatawan tidak bisa berenang di kawasan air terjun ini, namun masih bisa menikmati keindahan panorama hutan hujan tropis yang masih sangat alami dan menikmati kesejukan air yang mengalir dari perbukitan tersebut, Lokasi air terjun dari pintu masuk Desa Hulu Jejabo hanya berjarak ± 200 meter dengan kondisi jalan yang belum beraspal dan hanya bisa dilalui menggunakan kendaraan roda 2 atau berjalan kaki.

Babantan Laman

Babantan laman adalah sebuah rangkaian upacara adat yang bertujuan untuk membersihkan laman (desa), ritual ini merupakan khas suku Dayak Tomun di daerah aliran Sungai Delang. Ritual yang puncaknya rutin digelar pada 7 Juli di setiap tahunnya. Angka 7 di bulan ke tujuh ini melekat kuat mengingat Suku Dayak meyakini bahwa angka ganjil memiliki keistimewaan tersendiri. Dalam ritual ini berbagai tahapan tetap dilakukan sesuai dengan kebiasaan yang diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang mereka, antara lain Mantir tetua adat yang berpuasa selama seminggu penuh, warga yang bergotong royong menyiapakan acara tanpa memandang perbedaan keyakinan. Prosesi pencucian benda-benda pusaka, serta arak-arakan para tokoh adat dan tetua desa diikuti warga tua muda bahkan anak-anak dalam rangka mengantar seserahan bagi sang pencipta sebagai wujud doa agar pada tahun berjalan kegiatan bertani mereka berhasil, agar semua hal yang buruk tidak menimpa desa.

Hak Cipta Dinas Pariwisata / Data Asli dari Dispar Kabupaten Lamandau